Nama Toyota sudah tidak asing lagi di industri otomotif dunia. Berbagai model mobil Toyota sudah menghiasi banyak jalan, tak terkecuali di Indonesia. Dikutip dari Detik.com, Toyota merupakan merek terlaris yang sulit digusur dari posisi puncak hingga saat ini.
Sebelum bisa berkembang dan dikenal seperti sekarang, sejarah panjang Toyota bermula dari sebuah mesin tenun. Adalah Sakichi Toyoda yang menjadi pelopor berdirinya Grup Toyota, setelah menemukan mesin tenun.
Sakichi pertama kali menemukan mesin tenun pada tahun 1890 yang diberi nama Toyoda Wooden Loom System. Di usia 24 tahun, Sakichi menerima paten pertamanya untuk alat tenun. Berbeda dengan alat tenun sebelumnya, alat tenun ciptaan Toyoda hanya memerlukan satu tangan untuk mengoperasikannya dan meningkatkan efisiensi 40 hingga 50 persen.
Setelah penjualan berjalan baik, Sakichi mengalihkan perhatian untuk menciptakan alat tenun listrik. Pada tahun 1896, alat tenun listrik Toyoda, alat tenun listrik pertama di Jepang yang terbuat dari baja dan kayu, berhasil disempurnakan. Mesin ini relatif murah dan sangat meningkatkan produktivitas dan kualitas.
Pada tahun 1907, atas rekomendasi Mitsui Bussan, Toyoda’s Loom Works, Ltd. (sekarang Howa Machinery, Ltd.) didirikan dengan dana yang disediakan oleh investor di Tokyo, Osaka dan Nagoya. Perusahaan yang baru didirikan ini mengambil alih kendali pabrik dan karyawan Toyoda Shokai Co.
Sakichi mengemban tugas sebagai direktur pelaksana dan chief engineer dan terus mengabdikan upayanya pada penemuan dan penelitian.
Tak berhenti sampai di situ, Sakichi dan sang anak Kiichiro Toyoda kemudian menciptakan alat tenun otomatis. Singkat cerita alat tenun yang diciptakan Sakichi dan Kiichiro membuat kagum produsen mesin tekstil Platt Brothers & Co., Ltd. Inggris
Menyusul keberhasilan pengembangan alat tenun otomatis, rapat pendirian Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. (sekarang Toyota Industries Corporation) diadakan di kantor pusat Toyoda Boshoku di Kota Nagoya pada 17 November 1926. Risaburo Toyoda, menantu Sakichi, diangkat menjadi Presiden. Kiichiro Toyoda adalah Direktur Pelaksana.
Kiichiro Toyoda Memulai Manufaktur Mobil
Hak paten dari perusahaan Inggris Platt Brothers of Oldham pada tahun 1929 sebesar £100.000, telah memberikan Kiichiro Toyoda modal untuk mendanai proyek yang ia sukai yakni manufaktur mobil. Saat Kiichiro memiliki keinginan tersebut, Jepang diketahui masih menggunakan gerobak sebagai alat transportasi. Sementara itu AS sudah menciptakan mobil lewat Ford dan Chevrolet.
Keinginannya untuk mendiversifikasi bisnis pembuatan alat tenun keluarga Toyoda bertepatan dengan rencana pemerintah Jepang untuk mengembangkan industri otomotif dalam negeri. Kiichiro mendirikan divisi otomotif di Toyoda Automatic Loom Works pada tahun 1933.
Tugas pertama tim adalah menciptakan mesin baru berdasarkan mesin 6-inline Chevrolet Stovebolt. Saat reverse engineering mesin ini, tim Toyoda mampu melakukan perbaikan pada kepala silinder dan intake manifold, yang pada gilirannya menghasilkan tenaga lebih besar.
Pendekatan serupa dilakukan pada kendaraan prototipe pertama Toyoda Model A1 tahun 1935 yang sangat dipengaruhi oleh DeSoto Airflow. Prototipe Toyoda berikutnya adalah truk Toyoda Model G1 tahun 1935 yang menggunakan mesin Tipe A baru dan sasis tangga Model A1 versi memanjang tetapi dengan bodi yang dirancang sendiri.
Truk ini secara historis penting sebagai kendaraan produksi Toyoda pertama serta juga pertama diekspor ke pasar luar negeri. Keuntungan dari model ini mendorong pengembangan dan produksi selanjutnya dari sedan Toyoda Model AA dan bus Model DA.
Toyota Motor Company Limited Berdiri Tahun 1937
Bisnis baru Toyoda berkembang pesat dan melampaui posisinya sebagai anak perusahaan. Pada bulan April 1937, departemen otomotif Toyoda Automatic Loom Works secara resmi terdaftar sebagai Toyota Motor Company Limited (sekarang Toyota Motor Corporation).
Koromo Plant adalah fasilitas produksi khusus Toyota pertama. Operasional dimulai pada bulan November 1938, dengan staf sebanyak 5.000 orang dan kapasitas produksi 2.000 unit per bulan. Meskipun tata letak dan alur kerja didasarkan pada fasilitas produksi skala besar di AS, Kiichiro menyederhanakan prosesnya dengan sistem produksi inovatif dan just-in-time yang menjadi landasan awal Toyota Production System.
Perekonomian Jepang pada masa perang mengalami kekurangan material yang parah sehingga pemerintah melarang produksi mobil penumpang. Selama masa pembatasan ini, perusahaan Toyota baru fokus pada penyediaan mobil dan truk untuk keperluan militer.
Menariknya, Kiichiro menjalankan proyek pribadi untuk mengembangkan baterai penyimpanan kendaraan listrik, mesin diesel, dan teknologi bahan bakar alternatif. Sebuah langkah kecil yang saat ini telah menjadi The Next Big Things yang dijalankan oleh Toyota sebagai pioneer mobility company.
Kini, Toyota sudah menjadi perusahaan mobilitas yang menyediakan ragam transportasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen di dunia. Mobil-mobil Toyota kian dipenuhi teknologi canggih dan ramah lingkungan guna keberlangsungan kehidupan di masa depan.